Produk Nasional Bruto (Gross National
Product) adalah nilai
seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sesuatu perekonomian
dalam suatu periode tertentu (Dobrnbusch : 1981). Produk Nasional Bruto (GNP)
adalah pendapatan nasional yang dihitung dengan mengeluarkan faktor pendapatan
dari warga negara asing yang berdomisili di negara tersebut dan hanya
menghitung nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang yang
bekewarganegaraan negara tersebut saja. Thompson (1980 : 804) mengatakan bahwa
ahli ekonomi cendererung untuk mengukur pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan
GNP riil perkapita. GNP riil perkapita diperoleh dengan membagi GNP riil dengan
jumlah penduduk. GNP riil perkapita mengukur jumlah rata-rata keseluruhan
output yang diperoleh oleh setiap penduduk. Dengan demikian kenaikan GNP riil
perkapita berarti kenaikan standar hidup masyarakat (standar hidup lebih
tinggi).
Tolak ukur yang biasa dipakai untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu
negara diantaranya adalah pendapatan nasional, produk nasional, tingkat
kesempatan kerja, tingkat harga dan posisi neraca pembayaran luar negeri.
Pendapatan Nasional (National Income) adalah merupakan salah satu tolok ukur
yang sangat penting dalam menganalisis dan mengatasi masalah-masalah ekonomi
makro yang dihadapi masyarakat sesuatu negara. Dalam menghitung
pendapatan nasional terdapat tiga metode yang dapat digunakan yakni:
1. Metode produksi (Production Approach)
2. Metode pendapatan (Income Approach)
3. Metode pengeluaran (Expenditure
Approach)
Metode Produksi. Penghitungan pendapatan nasional dengan metode
produksi ini didasarkan atas jumlah nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan
sesuatu masyarakat atau negara dalam satu tahun. Semua nilai hasil akhir
barang dan jasa tersebut dijumlahkan. Apabila jumlah produk ke 1 kita tandai
dengan Q1, produk ke 2 kita tandai dengan Q2, dan
seterusnya hingga produk ke n kita tandai dengan Qn, sedangkan di
lain pihak harga satuan produk kita tandai dengan P1, harga satuan
produk ke 2 kita tandai dengan P2, dan seterusnya hingga satuan
produk ke n yang kita tandai dengan Pn, maka dalam bentuk persamaan
matematika pendekatan produk akan kita dapatkan: NI = P1Q1
+ P2Q-2 + ..... + PnQn
atau
NI =
yang
mempunyai makna bahwa pendapatan nasional atas dasar harga pasar (NI) besarnya sama dengan
produk nasional atas dasar harga pasar.
Metode Pendapatan. Perhitungan pendapatan nasional dengan mengunakan
metode pendapatan adalah dengan menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh
semua pelaku ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara pada periode tertentu.
Pendapatan tersebut berupa pendapatan dari sewa, bunga, upah, keuntungan dan
lain sebagainya. Angka yang diperoleh dari penghitungan pendapatan nasinal
dengan menggunakan metode ini menunjukkan besarnya Pendapatan Nasional
(National Income = NI).
Cara pendekatan
pendapatan adalah komplemen cara pendekatan pengeluaran, karena sebenarnya cara
pendekatan pendapatan bertitik tolak dari pengertian bahwa apa yang dikeluarkan
oleh salah satu rumah tangga pasti menjadi penerimaan rumah tangga lain. Dalam
perhitungan pendapatan Nasional dengan pendekatan pendapatan ini ada dua hal
yang dimasukkan didalamnya walaupun sebenarnya bukan merupakan pendapatan yaitu
penyusutan dan pajak tak langsung.
Penyusutan perlu
dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasionaal karena penyusutan adalah
bagian dari penerimaan perusahaan yang tidak dibagikan pemilik faktor produksi.
Pajak tak langsung, yaitu pajak-pajak yang pada dasarnya beban pajaknya dapat
digeserkan kepada piha lain oleh para wajib pajak, seperti pajak
penjualan, pajak tontonan, pajak pembangunan, pajak masuk dan sebagainya.
Sebenarnya pajak tak langsung hanyalah pemindahan daya beli dari kantong
konsumen (pembayar pajak) kepada pemerintah yang terjadi pada saat
transaksi dilakukan, karena sifat pajak tak langsung adalah demikian, maka
pajak tak langsung tidak diterima oleh pemilik faktor produksi, sehingga harus
diperhitungkan sendiri.
Metode Pengeluaran. Dalam
penghitungan pendapatan nasional dengan metode pengeluaran, adalah dengan
menjumlahkan seluruh pengeluaran sektor ekonomi, yakni dari rumahtangga,
perusahaan, pemerintah dan sektor luar negeri pada suatu masyarakat atau negara
pada periode tertentu. Angka yang diperoleh dari perhitungan ini menunjukkan
besarnya Produk Nasional bruto (Gross National Product = GNP) masyarakat dalam
perekonomian negara tersebut. Setiap rumah tangga, baik itu rumah tangga
individu, rumah tangga perusahaan maupun rumah tangga pemerintah pasti
melakukan pengeluaran untuk membeli semua kebutuhan yang diperlukan.
Pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga individu untuk membeli semua
kebutuhannya yang diperlukan dapat berupa barang, baik barang habis pakai dan
barang tahan lama, maupun jasa. Pengeluaran semua itu disebut konsumsi (C = Comsuption), pengeluaran perusahaan
biasanya berupa Investasi (I =
Investasi), pengeluaran pemerintah (G = Government
Expenditure)
Disamping itu bagi
negara yang juga melakukan hubungan ekonomi dengan negara lain, masih terdapat
pengeluaran bersih pembelian barang dan jasa oleh orang-orang dan badan-badan
asing, pengeluaran tersebut disebut ekspor – impor ( X – M = ekspor di kurangi
impor, atau net export). Secara singkat cara pendekatan pengeluaran
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
PNB
= C + I + G + (X - M)
PNB
= Pendapatan Nasional Bruto
C
= Konsumsi (comsumption)
I
= Investasi (Invesment)
G
= Pengeluaran Pemerintah (Government
Expenditure)
X – M = ekspor
dikurangi impor (net export)
Pada cara pendekatan
ini pengeluaran yang perlu mendapat perhatian khusus adalah pengeluaran yang
berbentuk pengeluaran untuk membeli barang modal atau investasi. Dalam ilmu
ekonomi pengeluaran investasi hanya khusus pada pengeluaran rumah tangga
perusahaan untuk membeli barang modal baru, sehinga investasi selalu berupa
penambahan barang modal riil pada stock barang modal yang sudah ada.
Ketiga cara di atas akan menghasilkan
nilai yang sama. Dengan kata lain, GNP =
GNI = GNE.
Sifat-sifat PNB adalah sebagai berikut:
1. PNB
adalah ukuran moneter
PNB tidak memperhitungkan
perubahan yang terjadi pada nilai uang karena terjadinya perubahan harga-harga
umum. Oleh sebab itu PNB pada tahun tertentu tidak dapat dibandingkan dengan
PNB pada tahun lain, karena perubahan yang terjadi disamping menyangkut
perubahan jumlah output juga harganya sehingga nilai uang yang digunakan tidak
sama besarnya.
2. PNB
hanya memperhitungkan barang-barang dan jasa akhir saja
Barang dan jasa
akhir adalah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dan langsung digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Artinya barang dan jasa itu tidak lagi
beredar dipasar untuk diperjual belikan. Barang yang dibeli oleh rumah tangga
inividu maupun rumah tangga perusahaan tetapi tidak langsung digunakan
sendiri. Untuk menghindari sesuatu produk dihitung lebih dari satu kali (double counting), dalam perhitungan PNB
dipakai cara perhitungan lain yang dikenal dengan nama Cara Nilai Tambah.
Nilai tambah adalah
nilai yang ditambahkan pada PNB oleh rumah tangga perusahaan dan terdiri dari
penerimaan rumah tangga perusahaan itu dari penjualan barang dan jasanya
dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga perusahaan tersebut untuk membeli
barang dan jasa perusahaan lain (barang antra). Dengan demikian jelaslah bahwa
PNB dapat juga dinyatakan sebagai keseluruhan nilai tambah rumah tangga
perusahaan yang beroperasi dalam masyarakat selama kurun waktu tertentu,
biasanya dalam satu tahun.
3. PNB
tidak menghitung nilai transaksi yang terjadi di pasar (oganized market)
· Transaksi yang
semata-mata menyangkut uang (andil, obligasi dll)
· Transaksi barang
bekas
· Kualitas produk
· Waktu luang
· Ongkos perusakan
ekosistem.